Klasifikasi Mengkudu
Terdapat sekitar 80 spesies tanaman yang termasuk dalam genus Morinda. Menurut H.B. Guppy, ilmuwan Inggris yang mempelajari
Mengkudu
sekitar tahun 1900, kira-kira 60 persen dari 80 spesies Morinda tumbuh
di pulau-pulau besar maupun kecil, di antaranya Indonesia, Malaysia dan
pulau-pulau yang terletak di Lautan India dan Lautan Pasifik.
Hanya sekitar 20 spesies Morinda yang mempunyai nilai ekonomis, antara lain:
Morinda bracteata, Morinda officinalis, Morinda fructus, Morinda tinctoria dan Morinda citrifolia. Morinda
citrifolia adalah jenis yang paling populer, sehingga sering disebut
sebagai “Queen of The Morinda”. Spesies ini mempunyai nama tersendiri di
setiap negara, antara lain
Noni di Hawaii,
Nonu atau
Nono di Tahiti,
Cheese Fruit di Australia,
Mengkudu, Pace di Indonesia dan Malaysia.
Filum: Angiospermae, Sub filum: Dycotiledones, Divisi: Lignosae,
Famili: Rubiaceae, Genus: Morinda, Spesies: citrifolia. Nama ilmiah:
Morinda citrifolia.
Botani Mengkudu
Mengkudu termasuk tumbuhan keluarga kopi-kopian (Rubiaceae), yang
pada mulanya berasal dari wilayah daratan Asia Tenggara dan kemudian
menyebar sampai ke Cina, India, Filipina, Hawaii, Tahiti, Afrika,
Australia, Karibia, Haiti, Fiji, Florida dan Kuba.
Sejarah Pemanfaatan Mengkudu
Mengkudu berasal dari
Asia Tenggara. Pada tahun 100 SM, penduduk Asia Tenggara bermigrasi dan
mendarat di kepulauan Polinesia, mereka hanya membawa tanaman dan hewan
yang dianggap penting untuk hidup di tempat baru. Tanaman-tanaman
tersebut memiliki banyak kegunaan, antara lain untuk bahan pakaian,
bangunan, makanan dan obat-obatan, lima jenis tanaman pangan bangsa
Polinesia yaitu talas, sukun, pisang, ubi rambat, dan tebu. Mengkudu
yang dalam bahasa setempat disebut “Noni” adalah salah satu jenis
tanaman obat penting yang turut dibawa.
Bangsa Polinesia memanfaatkan “Noni” untuk mengobati berbagai jenis
penyakit, diantaranya: tumor, luka, penyakit kulit, gangguan pernapasan
(termasuk asma), demam dan penyakit usia lanjut. Pengetahuan tentang
pengobatan menggunakan
Mengkudu
diwariskan dari generasi ke generasi melalui nyanyian dan cerita
rakyat. Tabib Polinesia, yang disebut Kahuna adalah orang memegang
peranan panting dalam dunia pengobatan tradisional bangsa Polinesia dan
selalu menggunakan
Mengkudu dalam resep pengobatannya.
Laporan-laporan tentang khasiat tanaman
Mengkudu
juga terdapat pada tulisan-tulisan kuno yang dibuat kira-kira 2000
tahun yang lalu, yaitu pada masa pemerintahan Dinasti Han di Cina.
Bahkan juga dimuat dalam cerita-cerita pewayangan yang ditulis pada masa
pemerintahan raja-raja di pulau Jawa ratusan tahun yang lalu.
Perkembangan industri tekstil di Eropa mendorong pencarian
bahan-bahan pewarna alami sampai ke wilayah-wilayah kolonisasi, karena
pada masa itu pewarna sintetis belum ditemukan. Pada tahun 1849, para
peneliti Eropa menemukan zat pewarna alami yang berasal dari akar
Mengkudu, dan kemudian diberi nama “Morindone” dan “Morindin”. Dari
hasil penemuan inilah, nama “Morinda” diturunkan. Berikut adalah tabel
sejarah perkembangan
Morinda citrifolia:
Tahun |
Keterangan |
100 M |
Imigran dari Asia Tenggara tiba di Kep. Polinesia dengan membawa bibit Mengkudu. |
1849 |
Orang-orang Eropa menemukan zat pewarna dari akar Mengkudu, yaitu Morindon dan Morindin. |
1860 |
Penggunaan Mengkudu untuk pengobatan mulai ditulis dalam literatur Barat. |
1950 |
Penemuan zat antibakteri pada buah Mengkudu. |
1960-1980 |
Riset-riset ilmiah dilakukan untuk membuktikan bahwa Mengkudu dapat menurunkan tekanan darah tinggi. |
1972 |
Ahli biokimia, Dr. Ralph Heinicke mulai melakukan penelitian tentang xeronine dan Mengkudu. |
1993 |
Penemuan zat anti kanker (damnacanthal) di dalam buah Mengkudu |
Orang-orang Eropa mengetahui khasiat
Mengkudu
sekitar tahun 1800, yang diawali dengan pendaratan Kapten Cook dan para
awaknya di Kepulauan Hawaii (tahun 1778). Kedatangan mereka turut
membawa penyakit-penyakit baru, antara lain gonorrhea, sipilis, TBC,
kolera, influenza, pneumonia yang dengan cepat mewabah ke seluruh
wilayah Hawaii dan mengakibatkan kematian ribuan penduduk. Bahkan
pengobatan tradisional masyarakat setempat tidak sanggup melawan
penyakit-penyakit tersebut.
Para peneliti Eropa yang datang kemudian melakukan pencarian dan
penelitian tentang sejarah dan kebudayaan bangsa Polinesia, termasuk
sistem pengobatan tradisionalnya. Dan pada tahun 1860, pengobatan
alamiah menggunakan
Mengkudu mulai tercatat dalam literatur-literatur Barat.
Kandungan Mengkudu
Senyawa-senyawa Terpenoid
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat pada lemak/minyak esensial (
essential oils),
yaitu sejenis lemak yang sangat penting bagi tubuh. Zat-zat terpenoid
membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh.
Zat Anti-bakteri
Acubin, L. asperuloside, alizarin dan beberapa zat
antraquinon telah terbukti sebagai zat anti bakteri. Zat-zat yang
terdapat di dalam buah Mengkudu telah terbukti menunjukkan kekuatan
melawan golongan bakteri infeksi:
Pseudonzonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan
Escherichia coli.
Pengujian selanjutnya menunjukkan bahwa kegiatan zat anti-bakteri
dalam buah Mengkudu dapat mengontrol dua golongan bakteri yang mematikan
(pathogen), yaitu:
Salmonella dan
Shigella. Penemuan
zat-zat anti bakteri dalam sari buah Mengkudu mendukung kegunaannya
untuk merawat penyakit infeksi kulit, pilek, demam dan berbagai masalah
kesehatan yang disebabkan oleh bakteri.
Asam
Asam askorbat yang ada di dalam buah Mengkudu adalah sumber vitamin C
yang luar biasa. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang hebat.
Antioksidan bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas
(partikel-partikel berbahaya yang terbentuk sebagai basil samping proses
metabolisme, yang dapat merusak materi genetik dan merusak sistem
kekebalan tubuh). Asam kaproat, asam kaprilat dan asam kaprik termasuk
golongan asam lemak. Asam kaproat dan asam kaprik inilah yang
menyebabkan bau busuk yang tajam pada buah Mengkudu.
Nutrisi
Secara keseluruhan Mengkudu merupakan bahan makanan yang bergizi
lengkap. Sebagian besar adat budaya Polinesia masa lampau maupun
sekarang, menggunakan buah Mengkudu sebagai makanan utama. Penduduk asli
kepulauan Pasifik Selatan mengkonsumsi buah Mengkudu untuk dapat
bertahan hidup pada waktu kelaparan. Demikian pula, para prajurit yang
menetap di kepulauan Polinesia selama perang dunia II dianjurkan untuk
mengkonsumsi buah Mengkudu untuk menambah kekuatan dan tenaga.
Zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh antara lain: karbohidrat,
protein, vitamin, dan mineral-mineral esensial juga tersedia dalam buah
maupun daun Mengkudu. Selenium adalah salah satu contoh mineral yang
banyak terdapat pada Mengkudu dan merupakan antioksidan yang hebat.
Scopoletin
Pada tahun 1993, peneliti universitas Hawaii berhasil memisahkan zat-zat scopoletin dari buah Mengkudu. Zat-zat
scopoletin ini mempunyai khasiat pengobatan, dan sebagai tambahan para ahli percaya bahwa
scopoletin adalah salah satu di antara zat-zat yang terdapat dalam buah Mengkudu yang dapat mengikat
serotonin, salah satu zat kimiawi penting di dalam tubuh manusia.
Scopoletin berfungsi memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu
scopoletin juga telah terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri, bersifat fungisida (pembunuh jamur) terhadap
Pythium sp dan juga bersifat anti-peradangan dan anti-alergi.
Zat Anti-kanker (Damnacanthal)
Beberapa penelitian terbaru tentang Mengkudu dilakukan untuk mengetahui kandungan zat-zat antikanker (
damnacanthal
). Empat ilmuwan Jepang berhasil menemukan zat anti kanker pada ekstrak
Mengkudu ketika mereka sedang mencari zat-zat yang dapat merangsang
pertumbuhan struktur normal dari selsel abnormal K-ras-NRK (sel pra
kanker) pada 500 jenis ekstrak tumbuhan. Ternyata zat anti kanker pada
Mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.
Xeronine dan Proxeronine
Salah satu
alkaloid penting yang terdapat dalam buah Mengkudu adalah
xeronine.
Xeronine dihasilkan juga oleh tubuh manusia dalam jumlah terbatas yang
berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di
dalam sel.
Xeronine ditemukan pertama kali oleh Dr. Ralph Heinicke (ahli biokimia). Walaupun buah Mengkudu hanya mengandung sedikit
xeronine, tetapi mengandung bahanbahan pembentuk (prekursor)
xeronine, yaitu
proxeronine dalam jumlah besar.
Proxeronine adalah sejenis asam koloid yang tidak mengandung gula,
asam amino atau asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya dengan bobot
molekul relatif besar, lebih dari 16.000. Apabila kita mengkonsumsi
proxeronine maka kadar
xeronine di dalam tubuh akan meningkat. Di dalam tubuh manusia (usus) enzim
proxeronase dan zat-zat lain akan mengubah
proxeronine menjadi
xeronine. Fungsi utama
xeronine adalah
mengatur bentuk dan rigiditas (kekerasan) protein-protein spesifik yang
terdapat di dalam sel. Hal ini penting mengingat bila protein-protein
tersebut berfungsi abnormal maka tubuh kita akan mengalami gangguan
kesehatan.
Secara keseluruhan Mengkudu merupakan bahan makanan yang bergizi
lengkap. Sebagian besar adat budaya Polinesia masa lampau maupun
sekarang, menggunakan buah Mengkudu sebagai makanan utama. Penduduk asli
kepulauan Pasifik Selatan mengkonsumsi buah Mengkudu untuk dapat
bertahan hidup pada waktu kelaparan. Demikian pula, para prajurit yang
menetap di kepulauan Polinesia selama perang dunia II dianjurkan untuk
mengkonsumsi buah Mengkudu untuk menambah kekuatan dan tenaga.
Zat Pewarna
Kulit akar tanaman Mengkudu mengandung zat pewarna (merah), yang diberi nama
morindon dan
morindin.
Khasiat Mengkudu
Riset Medis Tentang Mengkudu
Riset medis tentang Mengkudu dimulai setidaknya pada tahun 1950, ketika jurnal ilmiah
Pacific Science melaporkan bahwa buah Mengkudu menunjukkan sifat anti bakteri terhadap
M. pyrogenes, P. Aeruginosa, dan bahkan
E. coli yang mematikan itu.
Studi dan penelitian tentang Mengkudu terus dilakukan oleh berbagai
lembaga penelitian dan universitas. Sejak tahun 1972, Dr. Ralph
Heinicke, ahli biokimia terkenal dari Amerika Serikat mulai melakukan
penelitian tentang alkaloid
xeronine yang terdapat pada enzim
bromelain (enzim pada nenas), dan kemudian menemukan bahwa buah Mengkudu juga mengandung
xeronine dan prekursornya (
proxeronine)
dalam jumlah besar. Xeronine adalah salah satu zat penting yang
mengatur fungsi dan bentuk protein spesifik sel-sel tubuh manusia.
Tahun 1993, jurnal Cancer Letter melaporkan bahwa beberapa peneliti
dari Keio University dan The Institute of Biomedical Sciences di Jepang
yang melakukan riset terhadap 500 jenis tanaman mengklaim bahwa mereka
menemukan zat-zat anti kanker (
damnacanthal) yang terkandung dalam Mengkudu.
Lembaga-lembaga penelitian terkemuka di Perancis, Belanda, Jerman,
Irlandia, Jepang, Taiwan, Austria, Kanada, dan bahkan National Academy
of Sciences, sebuah pusat kajian ilmu pengetahuan nasional yang
prestisius di Amerika Serikat telah melakukan berbagai penelitian
tentang Mengkudu. Sementara itu, para peneliti di Universitas Hawaii
juga telah melakukan banyak riset tentang Mengkudu, diantaranya riset
tentang aktifitas anti-tumor dan anti-kanker
Morinda citrifolia yang dimuat pada sebuah jurnal ilmiah (Proc, West Pharmacology Society Journal, vol,37, 1994).
Survei yang dilakukan oleh Dr. Neil Solomon terhadap 8000 pengguna
sari buah Mengkudu dengan melibatkan 40 dokter dan praktisi medis
lainnya menunjukkan bahwa sari buah Mengkudu membantu pemulihan sejumlah
penyakit, antara lain : kanker, penyakit jantung, gangguan pencernaan,
diabetes, stroke, dan sejumlah penyakit lain yang ditunjukkan pada tabel
berikut.
Kondisi |
Jumlah Pasien
|
% tertolong
|
1. |
Kanker |
874
|
67
|
2. |
Sakit jantung |
1058
|
80
|
3. |
Stroke |
983
|
58
|
4. |
Diabetes, tipe 1&2 |
2434
|
83
|
5. |
Lesu |
7 931
|
91
|
6. |
Peningkatan daya seksual |
1545
|
88
|
7. |
Penguatan otot |
709
|
71
|
8. |
Kegemukan (ohesitas) |
2638
|
72
|
9. |
Tekanan darah tinggi |
721
|
87
|
10. |
Perokok |
447
|
58
|
11. |
Artritis |
673
|
80
|
12. |
Nyeri |
3785
|
87
|
13. |
Depresi |
781
|
77
|
14. |
Alergi |
851
|
85
|
15. |
Masalah pencernaan |
1509
|
89
|
16. |
Masalal pernapasan |
2727
|
78
|
17. |
Sulit tidur |
1148
|
72
|
18. |
Lemah konsentrasi |
301
|
89
|
19. |
Peningkatan perasaan sehat |
3716
|
79
|
20. |
Kestabilan mental |
2538
|
73
|
21. |
Sakit ginjal |
2127
|
66
|
22. |
Stress |
3273
|
71
|
Data di atas di sadur dari buku Liquid Island Noni(M. citrifolia
), The Tropical Fruit with 101 Medical Uses. % tertolong adalah pasien
yang mengalami peningkatan kesehatan atau merasakan adanya perubahan
dalam tubuh mereka balk secara obyektif maupun subyektif setelah
rnengkonsumsi sari buah Mengkudu.
Melalui riset intensif yang dilakukan oleh para ilmuwan di
laboratorium, Mengkudu menunjukkan keunggulan yang luar biasa.Tanaman
ini mengandung berbagai vitamin, mineral dan enzim, alkaloid, ko-faktor
dan
sterol tumbuhan yang terbentuk secara alamiah. Selain itu,
daun dan akar Mengkudu mengandung asam amino utuh yang merupakan sumber
protein utama.
Kadar air buah Mengkudu sekitar 52 persen. Beberapa penelitian telah
dilakukan untuk mengetahui elemen apa Baja yang terdapat di dalam
Mengkudu. Studi dan penelitian tersebut telah menunjukkan adanya zat-zat
menarik di dalam sari buah Mengkudu, meskipun belum semuanya
teridentifikasi. Baru pada tahun 1993, seorang peneliti (Helen Sim),
dalam tesis masternya yang berjudul
The Isolation and
Characterization of A Fluorescent Compound From The Fruit of Morinda
citrifolia: Studies on 5-ht Receptor System melaporkan adanya
zat-zat di dalam buah Mengkudu yang tidak dikenal oleh dia maupun
teman-temannya. Sebagian besar zat-zat tersebut berhubungan dengan
kesehatan dan telah dibuktikan hanya terdapat di dalam buah Mengkudu.
Berikut ini adalah manfaat-manfaat lainnya dari buah Mengkudu yang sudah terbukti secara ilmiah.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Penyelidikan klinis yang dilakukan oleh Dr. Schechter (Institut
Pengobatan Alami di California) menghasilkan data-data penting tentang
kemampuan sari buah Mengkudu, di antaranya yaitu merangsang produksi sel
T dalam sistem kekebalan tubuh (sel T berperan penting dalam melawan
penyakit); memperkuat sistem kekebalan tubuh, terutama
makrofaset dan
limfosit
dari sel darah putih; menunjukkan efek anti bakteri; mempunyai efek
anti rasa sakit/nyeri (analgesik); menghambat pertumbuhan sel-sel pra
kanker/tumor yaitu dengan kemampuannya menormalkan fungsi sel-sel yang
abnormal.
Mona Harrison, MD dari
Boston University School of Medicine dan direktur medis
pada D.C. General Hospiial,USA melaporkan
bahwa Mengkudu meningkatkan fungsi kelenjar tiroid dan kelenjar timus,
yang dipercaya bertindak melawan infeksi dan masalah-masalah yang
berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.
Menormalkan Tekanan Darah
Menurut Neil Solomon, MD.PhD, peneliti masalah kesehatan dari Amerika melaporkan bahwa buah Mengkudu mengandung sejenis
fitonutrien, yaitu
scopoletin
yang berfungsi untuk memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami
penyempitan. Hal ini menyebabkan jantung tidak perlu bekerja terlalu
keras untuk memompa darah, sehingga tekanan darah menjadi normal.
Hasil uji coba pada hewan menunjukkan bahwa
scopoletin menurunkan tekanan darah tinggi dan normal menjadi rendah (hipotensi yang abnormal). Namun demikian,
scopoletin yang terdapat dalam buah Mengkudu dapat berinteraksi sinergis dengan
nutraceuticals
(makanan yang berfungsi untuk pengobatan) lain untuk mengatur tekanan
darah tinggi menjadi normal, tetapi tidak menurunkan tekanan darah yang
sudah normal. Tidak pernah ditemukan kasus di mana tekanan darah normal
turun hingga mengakibatkan tekanan darah rendah (hipotensi).
Para ahli dari Universitas Stanford, Universitas Hawaii, University
of California (UCLA), Union College of London, Universitas of Meets di
Perancis yang telah mempelajari Mengkudu setuju bahwa tanaman ini
berperan menurunkan tekanan darah dalam banyak kasus.
Percobaan klinis sederhana yang dilakukan oleh Scott Gerson, MD (dari
Mt. Sinai School of Medicine di New York)
menunjukkan bahwa banyak pemakai Mengkudu melaporkan bahwa tekanan
darah mereka menjadi tinggi bila berhenti minum sari buah Mengkudu, dan
kembali normal bila mengkonsumsi sari buah Mengkudu secara teratur.
Melawan Tumor dan Kanker
Sebuah makalah menarik yang dihadirkan pada pertemuan tahunan
American Association fin. Cancer Research ke-83 di San Diego, California, tahun 1992 adalah “Aktivitas Anti-tumor
Morinda citrifolia pada
Lewis Lung Carcinoma yang Disuntikkan pada Tikus.” Dalam penelitian ini, tikus-tikus percobaan diberi suntikan
Lewis Lung Carcinoma
aktif (sejenis kanker). Semua tikus yang tidak mendapatkan perawatan
dengan Mengkudu mati dalam 9-12 hari akibat kanker. Sedangkan
tikus-tikus yang mendapat perawatan dengan Mengkudu mampu bertahan hidup
105 persen hingga 123 persen lebih lama (40 persen dari tikus-tikus
percobaan tersebut hidup hingga 50 hari atau lebih). Studi ini diulangi
beberapa kali dan setiap kali Mengkudu terbukti secara signifikan
memperpanjang umur-umur tikus yang terkena kanker dibanding dengan
tikus-tikus yang tidak dirawat dengan Mengkudu. Singkatnya, hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa Mengkudu dapat menghambat pertumbuhan
tumor.
Setahun kemudian jurnal
Cancer Letters (vol.3, tahun 1993) melaporkan penemuan zat anti kanker/
damnacanthal dalam ekstrak Mengkudu yang mampu menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Ada beberapa kasus pasien kanker yang mengkonsumsi sari buah Mengkudu
dan menjadi sembuh, antara lain kasus pasien Dr. Harrison (D.C. General
Hospital), yang menderita kanker hati dan pemhengkakan perut yang
disebabkan oleh cairan yang berlebihan. Selama 7 hari mengkonsumsi sari
Mengkudu, bengkak pada perutnya berkurang secara nyata. Pengujian haru
terhadap cairan perutnya menunjukkan bahwa sel-sel kanker tersebut telah
lenyap.
Menurut Dr. Judah Folkman dari Harvard University, Mengkudu bekerja sinergis dengan
mikronutrien lain dalam menghamhat aliran darah yang menuju ke sel-sel tumor. Mekanismenya hampir sama dengan minyak
squalen (dari
hati ikan hiu) yang mengontrol pertumbuhan tumor otak dan memperpanjang
usia tikus eksperimen dengan merusak alat-alat peredaran yang mensuplai
darah menuju ke sel-sel tumor.
Menghilangkan Rasa Sakit
Kemampuan buah Mengkudu sebagai zat analgesik telah dikenal dalam
sejarah pengobatan tradisional, sehingga tanaman ini disebut “painkiller
tree” atau “headache tree”. Riset-riset ilmiah telah membuktikan efek
menguntungkan dari Mengkudu untuk mengatasi rasa sakit. Pada tahun 1990,
para peneliti menemukan adanya hubungan yang signifikan antara dosis
ekstrak sari buah Mengkudu dengan aktifitas analgesik tikustikus
percobaan (umumnya, semakin banyak digunakan, efek analgesiknya akan
semakin kuat).
Banyak teori yang menjelaskan tentang bagaimana mekanisme kerja
Mengkudu menghilangkan rasa sakit. Salah satunya adalah teori Dr. Ralph
Heinicke (ahli biokimia terkenal dari AS) yang mengatakan bahwa
xeronine-lah yang berperan dalam menghilangkan rasa sakit. Hal ini dikaitkan dengan kemampuan
xeronine menormalkan protein pada sel-sel yang abnormal, termasuk sel-sel jaringan otak, tempat berasalnya rasa sakit.
Beberapa kasus rasa sakit yang kronis seperti sakit kepala terus
menerus, rasa sakit pada otot saraf dan nyeri sendi disembuhkan setelah
mengkonsumsi sari buah Mengkudu.
Anti-peradangan dan Anti-alergi
Senyawa scopoletin (hidroksi-metoksi-kumarin) sangat efektif sebagai
zat anti-radang dan anti-alergi. Literatur-literatur kedokteran
melaporkan keberhasilan pengobatan pada arthritis, bursitis,
car-pal tunnel syndrome dan alergi dengan menggunakan
scopoletin.
Bryant Bloss, MD, ahli ortopedi dari Indiana, AS melaporkan
keberhasilan sari buah Mengkudu menyembuhkan sakit punggung yang
dialaminya dan juga 15 orang pasiennya. Sementara itu, 8 orang pasiennya
melaporkan bahwa sakit lutut (
osteoarthritis) hampir tidak
terasa selama mengkonsumsi sari buah Mengkudu. Tiga dari pasien Dr.
Bloss yang menderita asma mengalami kemajuan dengan semakin berkurangnya
batuk. Beberapa pasien yang mengalami radang sendi juga mulai mengalami
kemajuan secara nyata setelah minum sari buah Mengkudu. Beliau
menawarkan sari buah Mengkudu sebagai makanan tambahan/suplemen, dan
bukan sebagai obat kepada para pasiennya.
Anti-bakteri
Hasil penelitian yang dimuat darn jurnal
Pacific Science
(vo1.4, tahun 1950) melaporkan bahma Mengkudu mengandung bahan anti
bakteri yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit jantung masalah
pencernaan. Senyawa
antraquinon yang banyak terdapat pada akar Mengkudu ternyata dapat melawan bakteri
Staphylococcus yang menyehabkan infeksi pada jantung dan bakteri
Shigella yang menyebabkan disentri.
Mengkudu bersifat anti bakteri terhadap:
Bacillus subtilis,
Escherichicr coli, Proteus morganii, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella
montevdleo, Salmonella schotmuelleri, Salmonella typhi, Shigella
dysenteriae, Shigella flexnerii, Shigella paraciysenteriae BH und III-Z,
Staphylococcus aureus.
Dr. Robert Young, ahli mikrobiologi dari Utah, USA menemukan
yeast molds
dan jamur beserta racun yang dihasilkannya dapat menyehabkan sel-sel
sakit karena derajat keasamannya (pH) meningkat. Dengan mengkonsumsi
sari buah Mengkudu, keadaan tersebut dapat diatasi karena Mengkudu
membantu mengatur keseimbangan pH tubuh, sehingga meningkatkan
kernampuan tubuh menyerap vitamin-vitamin, mineral dan protein.
Mengatur Siklus Suasana Hati (Mood)
Salah satu kemampuan lain yang dimiliki oleh seopoletin adalah dapat mengikat
serotonin. Menurut Dr. Harrison (DC.General Hospital, USA)
scopoletin dapat meningkatkan kegiatan kelenjar
peneal yang terdapat di dalam otak, yang merupakan tempat dimana
serotonin diproduksidan kemudian digunakan untuk menghasilkan hormon
melatonin.
Serotonin adalah salah satu zat penting di dalam butiran darah (
trombosit) manusia yang melapisi saluran pencernaan dan otak.
Di dalarn otak, serotonin berperan sebagai
neutrotrcrnsmitter, penghantar sinyal saran dan prekursor hormon
melatonin. Serotonin dan
melatonin membantu mengatur beberapa kegiatan tubuh seperti tidur, regulasi suhu badan, suasana hati (
mood), masa pubertas dan siklus produksi sel telur, rasa lapar dan perilaku seksual. Kekurangan
serotonin dalam tubuh dapat mengakibatkan penyakit migrain, pusing, depresi, bahkan juga penyakit Alzheimer.
Mengatur Siklus Energi Tubuh
Dr. Harrison juga melaporkan bahwa perubahan frekuensi energi tubuh
juga disebabkan oleh kegiatan positif sari buah Mengkudu. Efek yang
ditimbulkan antara lain; dapat menstabilkan gula darah, mengurangi rasa
sakit waktu menstruasi, mengurangi keinginan buang air kecil pada malam
hari untuk pria yang mengalami pembengkakan prostat.
Menurut Dr. Heinicke (ahli biokimia dari AS),
xeronine juga turut berperan dalam proses siklus energi tubuh. Ia menjelaskan mekanismenya sebagai berikut,
xeronine akan diserap pada tempat yang berdekatan dengan tempat penyerapan
endorphin dan bertindak sebagai prekursor hormon (
co-hormone)
untuk mengaktifkan protein reseptor yang memberikan perasaan
enak/nyaman. Akibatnya orang akan merasa enak dan memiliki banyak energi
setelah mengkonsumsi sari buah Mengkudu.
Khasiat Utama
Riset tentang Mengkudu terus berkembang, baik dilakukan oleh para
dokter maupun ahli botani dan ahli biokimia. Penelitian difokuskan pada
komponenkomponen/susunan kimia yang dikandung Mengkudu dan efek
terapetiknya terhadap berbagai macam penyakit.
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa sari buah Mengkudu
dapat merangsang sistem kekebalan tubuh, mengatur fungsi sel dan
regenerasi sel-sel jaringan tubuh yang rusak. Fakta yang menunjukkan
bahwa Mengkudu dapat mengatur sel-sel pada tingkat dasar dan kritis itu
mungkin dapat menjelaskan mengapa Mengkudu dapat digunakan untuk
berbagai macam kondisi kesehatan.
Para dokter di Amerika sudah memberikan banyak laporan tentang
keberhasilan penggunaan sari buah Mengkudu terhadap pasien-pasiennya.
Dr. Richard Dicks (dari New Jersey, USA) mengatakan, “kami mulai
menyadari bahwa kita harus kembali pada hal yang mendasar dari tubuh
kita. Apa yang dimaksud dengan metabolisme dalam tubuh adalah membakar
nutrisi. Sari buah Mengkudu melindungi tubuh kita dengan memberi nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh.”
Khasiat-khasiat Tambahan
Mengkudu memiliki khasiat-khasiat lain yang belum dibuktikan secara
medis, namun secara empiris telah banyak orang yang mengalami perbaikan
dan peningkatan kesehatan setelah mengkonsumsi sari buahnya. Beberapa
problem kesehatan yang dapat diatasi dengan menggunakan Mengkudu:
- Sistem pencernaan: Perut kembung, luka pada usus halus, radang lambung, muntah-muntahdan keracunan makanan.
- Sistem pernapasan: Batuk,bronchitis, sakit tenggorokan, TBC, kolera, demam pada bayi,sinusitis, asma.
- Sistem kardiovaskular: Kolesterol tinggi, penebalan otot jantung, meningkatkan transportasioksigen di dalam sel.
- Penyakit kulit: Luka bakar, luka, kudis, bisul, selulit, cacing
kulit, ketombe, kurap, dan radangpada kulit, borok pada kulit, dan
masalah-masalah pada kulit lainnya.
- Mulut dan tenggorokan: Radang tenggorokan, gusi berdarah, batuk, sariawan, sakit gigi.
- Gangguan menstruasi: Sindrom pramenstruasi, siklus haid yang tidak teratur, nyeri padawaktu haid.
- Awet muda: Sari buah Mengkudu dapat digunakan sebagai tonik untuk mengatasi keriputakibat proses penuaan.
- Penyakit-penyakit dalam tubuh: Diabetis, hepatitis kronis, sakit
pinggul, sakit kepala,gangguan fungsi ginjal, kencing batu, ganguan pada
hormon tiroid.
- Defisiensi daya tahan tubuh: Penyakit virus Epstein-Barr, candidiasis kronis, penyakit akibatinfeksi virus HIV, kekurangan tenaga (AES=altered energy syndrome).
Mengapa satu jenis tumbuhan dapat menyembuhkan begitu banyak jenis penyakit?
Riset ilmiah menunjukkan bahwa konstituen-konstituen di dalam buah
Mengkudu memiliki khasiat untuk merangsang respon pembentukan kekebalan
tubuh, membersihkan darah, mengatur fungsi sel, regenerasi sel rusak dan
menghambat pertumbuhan tumor. Fitokimia (zat-zat kimia alami yang
terdapat pada tumbuh-tumbuhan) memiliki khasiat untuk pencegahan
penyakit dan kaya akan kandungan antioksidan. Mengkudu memiliki spektrum
fitokimia yang sangat luas, beberapa diantaranya hanya terdapat di
dalam Mengkudu. Fitokimia-fitokimia tersebut bersinergi satu dengan yang
lain untuk menghasilkan khasiat penyembuhan yang mengagumkan.
Dr. Joseph Betz, peneliti kimia dari FDA (
Food and Drug Association) divisi
Natural Products Center For Good Safety and Applied Nutrition
di Amerika mengatakan bahwa beberapa percobaan telah menunjukkan bahwa
sari buah Mengkudu dapat menenangkan pergerakan otot dan mempunyai efek
anti alergi.
Pada tahun 1992, Dr. Isabella Abbott, profesor botani dari
Universitas Hawaii mengatakan bahwa Mengkudu semakin banyak digunakan
orang untuk mengatasi diabetes, kanker, tekanan darah tinggi dan banyak
penyakit lainnya.
(Sumber:Buku
Sehat Dengan Mengkudu, Penulis
Maria Goreti Waha, STP)